Selasa, 14 Oktober 2014

ASURANSI JIWA

Pengertian Asuransi Jiwa

Dalam asuransi jiwa yang dipertanggungkan ialah yang disebabkan oleh kematian (death). Kematian tersebut mengakibatkan hilangnya pendapatan seseorang atau suatu keluarga tertentu. Risiko yang mungkin timbul pada asuransi jiwa terutama terletak pada unsur waktu (time), oleh karena itu sulit untuk mengetahui kapan seseorang meninggal dunia. Untuk memperkecil risiko tersebut sebaiknya menjadi nasabah asuransi pertanggungan jiwa.
Apa yang dimaksud dengan asuransi jiwa ?
Pengertian asuransi jiwa adalah asuransi yang bertujuan menanggung orang terhadap kerugian finansial tak terduga yang disebabkan karena meninggalnya terlalu cepat atau hidupnya terlalu lama. Disini terlukis bahwa dalam asuransi jiwa, risiko yang dihadapi adalah:
      1.      Risiko kematian.
      2.      Hidup seseorang terlalu lama.

Hal ini sudah barang tentu akan membawa banyak aspek, apabila risiko yang terdapat pada diri seseorang tidak diasuransikan kepada perusahaan asuransi jiwa. Umpamanya jaminan untuk keturunan (dependents), seorang bapak kalau meninggal dunia sebelum waktunya atau dengan tiba-tiba, si anak tidak akan terlantar dalam hidupnya.
Bisa juga terjadi terhadap seseorang yang telah mencapai umur ketuaannya (old age) dan tidak mampu untuk mencari nafkah sehingga tidak mampu membiayai anak-anaknya, maka dengan menjadi nasabah di Allianz asuransi jiwa risiko yang mungkin diderita dalam arti kehilangan kesempatan untuk mendapat penghasilan akan ditanggung oleh perusahaan asuransi. Lembaga asuransi jiwa memiliki faedahnya dengan tujuan utama ialah untuk menanggung atau menjamin seseorang terhadap kerugian-kerugian finansial. Di bawah ini dapat kita lihat betapa pentingnya peranan serta tujuan asuransi jiwatersebut.
      1.      Dari segi masyarakat umumnya (sosial)
Asuransi jiwa bisa memberikan keuntungan-keuntungan tertentu terhadap individu atau masyarakat, yaitu sebagai berikut.
§  Menenteramkan kepala keluarga (suami/bapak), dalam arti memberi jaminan penghasilan, pendidikan, apabila kepala keluarga terkena musibah yang menyebabkan meninggal dunia.
§  Dengan membeli polis asuransi jiwa dapat digunakan sebagai alat untuk menabung (saving). Pada umumnya pendapatan per kapita dari masyarakat masih sangat rendah, oleh karena itu, dalam praktik terlihat bahwa keinginan masyarakat untuk membeli asuransi jiwa sedikit sekali.
§  Sebagai sumber penghasilan (earning power). Ini dapat kita lihat pada negara-negara yang sudah maju, seseorang yang merupakan “kunci” dalam perusahaan akan diasuransikan oleh perusahaan dimana ia bekerja. Hal ini perlu dilaksanakan mengingat pentingnya posisi yang dipegangnya. Banyak sedikitnya akan memengaruhi terhadap kehidupan perusahaan yang going concern (sedang berjalan). Misalnya seorang ahli atom / nuclear akan dipertanggungkan jiwanya bilamana ia meninggal dunia atau sakit, perusahaan wajib membayar ganti kerugian. Contoh ini tidak kita temui di Indonesia, karena negara kita belum begitu maju dalam bidang industri bila dibandingkan dengan negara barat.
§  Tujuan lain asuransi jiwa ialah, untuk menjamin pengobatan dan menjamin kepada keturunan andaikata yang mengasuransikan tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya (beasiswa / pendidikan). Yang banyak kita temui dalam praktik ialah, pertanggungan untuk risiko kematian, sedangkan pertanggungan selebihnya belum begitu maju pesat.

Contoh Kasus Asuransi Jiwa
Saat artikel ini di buat, masalah klaim dari artis ternama yang anaknya mengalami kecelakaan yang menewaskan 7 orang di jalan tol masih berlanjut. Pihak Prudential menolak membayar klaim yang di ajukan sebesar 500 juta. Bagi sebagian orang atau mungkin Anda sendiri menjadi ragu akan kesungguhan perusahaan dalam membayar klaim. Karena klaim adalah tujuan nomer satu ketika mengikuti atau memutuskan ikut dalam suatu perusahaan Asuransi, dalam hal ini Prudential.
Penulis netral dalam hal ini. Seperti yang kita ketahui dari berita yang berkembang bahwa Keluarga sang artis telah bertanggung jawab, terlepas realisasinya seperti apa bukan konteks kita pada saat ini. Para korban akan disekolahkan, akan ditanggung sampai lulus kuliah, biaya hidupnya akan diganti dan lain sebagainya. Sekedar mengingatkan bahwa korban ada 7 orang. Bayangkan biaya yang harus ditanggung keluarga sang artis akibat peristiwa ini, tentu besar bukan?
Upaya sang artis tersebut luar biasa, memang selayaknya sebagai seorang orang tua membela Anak yang sedang terkena masalah. Itulah orang tua. Beban yang ditanggung orang tua sangatlah besar, dari sisi hukum harus dipertanggung jawabkan, dari sisi moral harus menghadapi tudingan masyarakat se Indonesia, dari segi biaya rumah sakit besar, dari segi biaya pertanggung jawaban terhadap keluarga korban juga tidak kalah besarnya, belum lagi potensi kerugian akibat sang Artis tidak dapat bekerja dikarenakan mengurus masalah sang Buah hati. Menjadi wajar ketika Prudential menolak membayar klaim rumah sakit sebesar 500 juta menjadi tambahan masalah atau beban bagi orang tua tersebut.
Sudah jatuh tertimpa tangga. Hal yang sewajarnya terjadi pada diri kita sendiri, pada dasarnya kita sebagai manusia tidak menyukai atau cenderung menghindari masalah. Jika Tuhan mengijinkan jangan ada masalah di dunia ini, kata hati penulis. Tapi kenyataannya tidak demikian, maka reaksi kita sebagai manusia adalah berusaha meminimalisir atau mengurangi masalah. Dalam konteks ini biaya rumah sakit sang anak sebesar 500 juta, dimana sang artis berusaha mengupayakan agar terbayar oleh Prudential.
Contoh Perusahaan Insurance
Informasi Prudential
Didirikan pada tahun 1995, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) merupakan bagian dari Prudential plc, sebuah grup perusahaan jasa keuangan terkemuka di Inggris. Sebagai bagian dari Grup yang berpengalaman lebih dari 165 tahun di industri asuransi jiwa, Prudential Indonesia memiliki komitmen untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia.
Sejak meluncurkan produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (unit link) pertamanya di tahun 1999, Prudential Indonesia merupakan pemimpin pasar untuk produk tersebut di Indonesia. Di samping itu, Prudential Indonesia juga menyediakan berbagai produk yang dirancang untuk memenuhi dan melengkapi setiap kebutuhan para nasabahnya di Indonesia.
Sampai 30 Juni 2014, Prudential Indonesia memiliki kantor pusat di Jakarta dan kantor pemasaran di Medan, Surabaya, Bandung, Denpasar, Batam dan Semarang. Prudential Indonesia melayani lebih dari 2,3 juta nasabah melalui lebih dari 200.000 tenaga pemasar di 371 Kantor Pemasaran Mandiri (KPM) di seluruh nusantara (termasuk di Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Yogyakarta, Batam, dan Bali).

Jumat, 10 Oktober 2014

  1. Arti Pengertian Dari Asuransi Kerugian

Cara yang paling sederhana, asuransi dapat dilihat sebagai perlindungan terhadap kesulitan keuangan karena kerugian sebagai akibat dari suatu peristiwa atau risiko diasuransikan terhadap, atau perangkat manajemen risiko. Ini dapat sering menjadi konsep yang sulit untuk menjual kepada siapa pun, terutama karena kedengarannya begitu negatif. Asuransi yang terbaik cahaya dapat menjadi lambang pepatah "lebih baik aman daripada menyesal", atau dalam skenario kasus terburuk sesuatu untuk menjaga Anda terhadap hukum Murphy yang "jika sesuatu bisa salah, itu akan."
  • Contoh Kasus:

Ada sepuluh orang yang tinggal di sebuah gedung apartemen, dengan pekerjaan yang sama, dan sifat yang sama. Mereka semua terkena risiko bangunan mendapatkan terbakar dalam jumlah yang sama. Jika satu penyewa, namun toko bahan hukum tetapi mudah terbakar di apartemennya, risiko nya lebih tinggi, karena itu ia akan membayar premi yang lebih tinggi. Jika satu penyewa lain telah memutuskan untuk "memecat bukti" paling properti nya, pembayaran premi nya akan pergi lebih rendah. Jika gedung apartemen dekat Stasiun pemadam kebakaran, risiko kerusakan juga dapat dikurangi, dan pembayaran premi yang juga pergi lebih rendah. Jika bangunan ini dekat sebuah pabrik kimia yang mudah terbakar, bahwa pembayaran premi akan pergi lebih tinggi. Ini adalah semua penjelasan yang sangat sederhana, tentu saja, tapi ini hanya dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik untuk orang.

2.    Mengelola Risiko

Risiko (kemungkinan timbulnya kerugian atau kerusakan) tidak dapat dihindari, tetapi dampak risiko tersebut dapat diminimalisir. Risiko dapat diminimalisir dengan banyak cara. Perhatikan cara-cara mengelola risiko dibawah ini:
    • Menghindari Risiko

Metode “Mengendalikan Risiko“ dapat dilakukan dengan cara mengurangi frekuensi dan dampak dari kerugian yang mungkin timbul. Contohnya, seorang pria yang khawatir dengan kanker paru-paru akibat kebiasaannya merokok dapat menghindarinya dengan cara menghentikan kebiasaan tersebut.
    • Mengendalikan Risiko

Metode “Mengendalikan Risiko“ dapat dilakukan dengan cara mengurangi frekuensi dan dampak dari kerugian yang mungkin timbul.Contohnya, seorang pengendara motor harus menggunakan helm dan merawat motornya secara berkala,  untuk mengendalikan  kerugian yang mungkin timbul.

    • Menerima Risiko

Menerima Risiko dilakukan dengan mempertahankan risiko yang ada. Contohnya, seorang mandor di pabrik kimia mungkin tidak merasa perlu untuk membeli asuransi kesehatan atau jiwa karena berpikir dapat menanggung kerugian yang muncul apabila kecelakaan terjadi.

    • Mengalihkan Risiko

Mengalihkan risiko dapat dilakukan dengan cara mentransfer risiko dari seorang individu ke perusahaan. Contohnya, khawatir apabila ia kehilangan kemampuan untuk menghasilkan pendapatan karena meninggal dunia atau kecelakaan, seorang kepala keluarga akan mengasuransikan jiwanya (melakukan transfer risiko ke perusahaan asuransi jiwa) dengan tujuan menyelamatkan keluarganya dari penderitaan dan kemiskinan di kemudian hari.

3.   Pengelolaan Risiko Asuransi Jiwa

Asuransi Jiwa mengelola risiko dengan cara:
a)      Memindahkan dampak kerugian dari individu kepada grup;
b)      Membagi kerugian yang dialami oleh individu tersebut kepada seluruh anggota grup.  

Ilustrasi bagaimana cara Asuransi Jiwa bekerja adalah sebagai berikut:

Kita asumsikan ada 1.000 orang yang berusia 50 tahun dan dalam keadaan yang sehat. Namun perkiraannya, 10 orang mungkin akan meninggal dunia tahun ini. Misalnya saja, nilai ekonomis kerugian yang ditanggung oleh satu keluarga yang ditinggalkan adalah sekitar Rp 200.000.000,- jadi total kerugian 10 keluarga sekitar Rp 2.000.000.000,-. Bila setiap orang dari grup tersebut menyumbang Rp 5.000.000 per tahun untuk dana bersama, maka dana yang terkumpul adalah sebesar Rp 5.000.000.000 per tahun. Jumlah tersebut tentu cukup untuk membayar Rp 200.000.000 kepada setiap keluarga yang ditinggalkan. Artinya, risiko yang dihadapi oleh 10 orang tadi disebar ke 1.000 orang yang tergabung di dalam grup tersebut.